Mengenal Langgar Tinggi: Masjid Tua yang Menyimpan Warisan Arab di Jakarta

 


Bukittingi, LangkahLoka - Masjid Langgar Tinggi, yang terletak di Jalan Pekojan Raya, Jakarta Barat, menjadi salah satu saksi bisu perjalanan sejarah komunitas Arab di Indonesia. Dibangun pada tahun 1829 oleh seorang saudagar asal Hadramaut, Yaman, masjid ini menjadi simbol kuat keberadaan dan pengaruh masyarakat Arab di wilayah Pekojan.

Nama “Langgar Tinggi” diambil dari struktur bangunan yang terdiri dari dua lantai. Lantai atas digunakan sebagai ruang utama untuk salat, sementara lantai bawah dulunya difungsikan sebagai tempat tinggal dan gudang. “Langgar” sendiri merupakan istilah lama untuk menyebut tempat ibadah umat Islam selain masjid.

Arsitektur Masjid Langgar Tinggi mencerminkan perpaduan budaya yang unik. Gaya Timur Tengah yang dibawa para saudagar Yaman berpadu harmonis dengan elemen arsitektur lokal. Hal ini tampak dari bentuk jendela yang melengkung, pintu kayu besar dengan ukiran khas, serta langit-langit tinggi yang dilapisi kayu jati. Bangunan ini sebagian besar masih mempertahankan bentuk aslinya, menjadikannya salah satu situs cagar budaya yang penting di Jakarta.

Menurut Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Masjid Langgar Tinggi telah ditetapkan sebagai bangunan bersejarah yang dilindungi. “Masjid ini merupakan representasi sejarah yang penting, tidak hanya dari sisi arsitektur, tapi juga dari sisi sosial budaya,” ujar seorang pejabat dari Dinas Kebudayaan dalam wawancara beberapa waktu lalu.

Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan masyarakat Arab yang menetap di Pekojan sejak abad ke-18. Pada masa jayanya, kawasan ini dikenal sebagai permukiman para pedagang Arab, India, dan Tionghoa yang hidup berdampingan. Masjid Langgar Tinggi menjadi tempat berkumpul, berdiskusi, dan belajar agama bagi warga sekitar.

Saat ini, meskipun kondisi lingkungan di sekitarnya telah banyak berubah, Masjid Langgar Tinggi tetap berdiri kokoh. Aktivitas ibadah lima waktu masih rutin dilakukan, dan masjid ini selalu ramai setiap Jumat serta saat peringatan hari besar Islam. Pengurus masjid juga menjaga kebersihan dan kelestarian bangunan dengan dukungan dari warga dan pemerintah daerah.

Kehadiran Masjid Langgar Tinggi mengingatkan kita bahwa Jakarta tidak hanya tentang modernitas dan gedung pencakar langit. Di balik tembok kayunya yang tua, tersimpan sejarah panjang interaksi antarbudaya dan perkembangan Islam di nusantara. Sebuah warisan yang tidak hanya patut dikenang, tetapi juga dijaga untuk generasi mendatang.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama