Jam Gadang, Lebih dari Sekadar Penunjuk Waktu


Bukittingi, LangkahLoka - Jam Gadang merupakan menara jam bersejarah yang menjadi simbol utama Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Lokasinya berada tepat di pusat kota, menjadikannya daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Menara ini dibangun antara tahun 1925 hingga 1927. Pembangunannya merupakan hadiah dari Ratu Belanda, Wilhelmina, untuk sekretaris kota Fort de Kock (nama lama Bukittinggi), Hendrik Rookmaaker. Jam Gadang dirancang oleh arsitek lokal bernama Yazid Rajo Mangkuto. Pembangunannya menelan biaya sekitar 3.000 gulden pada masa itu.

Awalnya, desain atap Jam Gadang berbentuk bulat dan dihiasi patung ayam jantan. Namun, setelah Indonesia merdeka, bentuk atapnya diubah menjadi gonjong, yaitu bentuk atap runcing khas rumah adat Minangkabau. Perubahan ini menunjukkan semangat kebangsaan dan identitas lokal yang kuat setelah lepas dari penjajahan.

Jam Gadang memiliki mekanisme jam yang unik. Mesin jamnya hanya ada dua di dunia, yaitu di Bukittinggi dan di Big Ben, London. Mesin ini didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda, dan masih berfungsi hingga sekarang tanpa menggunakan listrik. Ini menambah nilai sejarah dan keunikan menara tersebut.

Fungsi Jam Gadang bukan hanya sebagai penunjuk waktu, tetapi juga sebagai saksi sejarah perjalanan kota Bukittinggi dari masa kolonial hingga kemerdekaan. Letaknya yang strategis, di antara Pasar Atas, Istana Bung Hatta, dan taman kota, menjadikannya pusat aktivitas masyarakat. Menara ini juga menjadi titik kumpul dalam berbagai kegiatan sosial, budaya, dan politik. Banyak peristiwa penting terjadi di sekitarnya, termasuk unjuk rasa pada masa penjajahan dan pergerakan kemerdekaan.

Hingga kini, Jam Gadang tetap dijaga dan dilestarikan. Pemerintah dan masyarakat setempat terus berupaya merawat kawasan sekitarnya agar tetap menarik dan nyaman bagi pengunjung. Setiap wisatawan yang datang ke Bukittinggi hampir selalu menyempatkan diri untuk berfoto atau bersantai di sekitar menara ini.

Secara keseluruhan, Jam Gadang bukan hanya monumen arsitektur, tetapi juga lambang sejarah, budaya, dan identitas masyarakat Bukittinggi. Keberadaannya yang tetap kokoh hingga sekarang menunjukkan bahwa ia bukan sekadar bangunan, melainkan bagian penting dari jiwa kota ini.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama